Duduki Peringkat Delapan di PON Aceh-Sumut, KONI Kaltim Minta Maaf
Selisik.id – Kontingen Kaltim menuntaskan perjuangannya di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumatra Utara (Sumut).
Delegasi Bumi Etam finis di peringkat kedelapan dengan perolehan 29 medali emas, 55 perak, dan 68 perunggu.
Hasil tersebut tentu jauh dari target yang diusung KONI Kaltim sepanjang masa persiapan, yakni finis di lima besar.
Ketua KONI Kaltim Rusdiansyah Aras menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Kaltim.
“Saya tidak akan mencari kambing hitam atas penyebab kegagalan ini. Tanggung jawab ini ada di tangan saya selaku ketua KONI Kaltim,” jelas Rusdiansyah Aras, dalam konferensi pers di Banda Aceh, Jumat (20/9).
Tak dimungkiri, melesetnya target tersebut tidak lepas dari beberapa cabang (cabor) yang belum berhasil melampaui target.
Sebut saja sepatu roda dan anggar yang tak sebuah pun berhasil menyumbang medali emas. Atau cabor yang tidak mampu mencapai targetnya, seperti layar yang dari incaran enam medali emas, hanya mampu mewujudkan tiga.
Atau kempo yang pada PON XX/2021 Papua meraih empat medali emas, kali ini hanya mampu menyumbangkan dua medali emas.
“Tetapi itulah kondisi di lapangan, teman-teman media sudah melihat sendiri betapa atlet kita sudah berjuang maksimal, memeras keringat, bahkan berdarah-darah, untuk mewujudkan target itu. Atas perjuangan mereka itu pula, saya sangat berterima kasih. Selamat dan sukses atas capaian prestasi itu. Untuk yang belum berhasil ini menjadi evaluasi kita bersama,” jelasnya.
Rusdi menegaskan, hasil ini akan menjadi bahan pihaknya untuk mengevaluasi pola persiapan menuju PON XXII/2028 Nusa Tenggara Timur-Barat.
“Saya akan bertemu tim Binpres (Pembinaan dan Prestasi) KONI Kaltim untuk membicarakan pola persiapan terbaik yang bisa dibangun untuk meraih prestasi yang lebih baik pada PON edisi berikutnya,” tegas dia.
Salah satu yang paling mencuri perhatiannya adalah mekanisme pelaksanaan pemusatan latihan daerah (pelatda) yang berjalan selama enam bulan sejak Maret.
“Apakah nantinya mekanisme pelaksanaan pelatda itu masih relevan untuk persiapan periode PON berikutnya. Itu juga akan dibicarakan,” jelas dia.
Tidak hanya itu, dari sisi produktivas perolehan medali, Kaltim sebenarnya lebih banyak ketimbang Bali yang berada di peringkat ketujuh. Namun, Bali masih lebih unggul dari sisi perolehan medali emas, yang menjadi tolok ukur pemeringkatan klasemen.
“Atlet kita banyak masuk ke final, tetapi tidak banyak yang dapat medali emas, hanya 29. Itu juga jadi perhatian kami ke depannya,” tuntasnya.
“Dari lubuk hati terdalam, saya memohon maaf jika ada yg tidak berkenan baik selama di pelatda maupun di arena PON,” tuntasnya.
(kaltimpost.id)