Volume Sampah di Balikpapan Tembus 450 Ton Sehari
Balikpapan – sampah di Kota Minyak yang terus meningkat menjadi perhatian khusus untuk bisa dikelola secara efektif dan efisien.
Melansir Prokal.co, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Balikpapan, Sudirman Djayaleksana mengatakan, sampah di Balikpapan memang sedang terjadi peningkatan. Karena sebelum Ramadan sampah berkisar 380-450 ton per harinya. Sementara memasuki bulan puasa, volume sampah meningkat drastis dari 450 sampai 500 ton.
“Jadi memang ada peningkatan, nah sekarang ini mundur lagi jadi rata-rata per hari itu 400 sampai 450 ton,” paparnya saat ditemui pada Senin (29/4). Hal ini juga dipengaruhi dengan adanya pertambahan penduduk di Kota Minyak kurang lebih 60 ribu jiwa.
“Kalau dari data Disdukcapil itu ‘kan 738 ribu jiwa yang terekap,” sebutnya. Di satu sisi, jumlah sampah yang dihasilkan dari setiap penduduk atau satu individu berbeda-beda. Jadi menurutnya, sampah yang dihasilkan dengan kalkulasi satu orang tersebut mulai dari 0,7 sampai 1 kilogram, dan sampah itu berasal dari kegiatan domestik.
Karena DLH mengangkut sampah dari tempat penampungan sementara (TPS) menuju tempat pemrosesan akhir (TPA). “Kalau untuk pengurangan sampah kita sudah ada model,” kata Sudirman. Mulai dari intermediate treatment facility (ITF) yang menjadi fasilitas dalam pengolahan sampah.
Tentunya bertujuan mengurangi jumlah sampah sebelum diangkut ke TPA. Selain itu, DLH menerapkan teknik pengelolaan material recovery facility (MRF). Sebagai proses pemisahan sampah untuk memudahkan dalam melakukan daur ulang.
Sudirman juga menerangkan, proses pengolahan sampah itu tentunya dilakukan kerja sama dengan berbagai elemen masyarakat. Kolaborasi tersebut dilakukan bersama pihak bank sampah, dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dalam rangka pengurangan sampah. Kemudian ada Circular Economy Heroes (CIROES) yang akan menghubungkan penjual dan pembeli sampah daur ulang melalui platform.
“Nah total sampah kita sebenarnya, kalau dari jumlah penduduk tadi memang sampai 550 ton satu hari,” tuturnya. Tapi, dengan adanya pengolahan sampah dengan cara ITF dan MRF. Lalu, ditambah dengan berkolaborasi bersama pihak bank sampah, KSM, dan CIROES.
“Kita bisa mengurangi sampah antara 80 sampai 100 ton per hari,” jelasnya. Sudirman berharap, ke depan bekerja sama dengan pihak masyarakat, kelurahan, dan RT. Dia juga telah meminta supaya sampah domestik yang dari rumah tangga itu dikelola habis.
Maksudnya, dari rumah tangga sudah bisa memilah sampah yang organik dan nonorganik. Untuk sampah organik masyarakat bisa mengelola menjadi kompos di rumah. Sedangkan sampah nonorganik itu bisa bernilai ekonomis. “Kalau plastik dikumpulkan bisa dijual kembali, karena bisa disalurkan ke bank sampah atau ke CIROES,” pungkas Sudirman.