Pembahasan APBD 2025, Ini Respons Dewan Kutim Faisal Rachman
Kutim – Rapat pembahasan Banggar (Badan Anggaran) untuk tahun 2025 di lakukan oleh dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) Kutim untuk mengkaji perolehan rincian sumber pendapatan daerah.
Anggota Komisi B DPRD Kutim Faizal Rachman mengungkapkan bahwa diskusi tersebut juga merupakan tindak lanjut dari penyampaian pemerintah terkait draft KUA (kebijakan umum anggaran) dan PPAS (plafon anggaran sementara).
“Banggar hari ini rapat terkait itu kebijakan umum pendapatan, belanja dan juga pembiayaan juga tentang berapa proyeksi pemerintah tentang pendapatan kita,” kata Faizal saat dijumpai di kantor DPRD Kutim, Selasa (22/07/2024).
Faizal menjelaskan bahwa pendapatan terbesar dari APBD di peroleh dari pendapatan transfer yakni dari jalur Minerba (mineral dan batubara).
“Yang besar itu dari minerba sementara kalau sawit itu masuk DBH juga dan transfer tapi nilainya gak terlalu besar juga,” ungkap Faizal.
Dirinya pun mengatakan bahwa PDRB (produk domestic regional bruto) mencapai sekitar 79 persen dari hasil transfer batubara.
“Ada 17 bidang usaha yang dijadikan indikator untuk perhitungan pdrb kita dan yang terbesar masih dari pertambangan dan galian itu selebihnya masih kecil seperti pertanian dan pariwisata kita masih kecil,” tutur Faizal.
Selain itu, politisi PDIP itu juga menyebutkan bahwa dalam diskusi banggar itu juga menyinggung soal proyeksi target pendapatan dari pengelolaan harta pemerintah daerah yang dinilai menurun dari angka yang sudah di targetkan sebelumnya.
“Kita inikan ada dana penyertaan modal kan seperti ke PDAM, BPR, dan BPD disitu mereka selalu menargetkan setahun itu 7 milyar tapi disampaikan tadi kok pendapatan kita dari penempatan dana 132 milyar itu kok hanya 4 milyar yang didapat artinya ini 2023 targetnya sama tapi hasil lhpbpk hanya 4 milyar,” terang Faizal.
Lebih lanjut dirinya berharap pendapatan tersebut untuk tahun 2025 bisa tercapai mengingat di tahun 2023 kemarin pendapatan tersebut tidak mencapai target.
“Tahun 2025 yang ditetapkan tadi 7 milyar juga jadi saya sampaikan mudah-mudahan itu bisa tercapai karena 2023 itu nda tercapai hanya 4 milyar ajah kan,” pungkasnya. (Adv)