Permen Asal Jepang Dilaporkan Mengandung Bahan Radioaktif
Selisik.id – Sebuah produk permen Jepang yang berencana diekspor ke Korea Selatan (Korsel) disebut mengandung bahan radioaktif. Hal ini dilaporkan media Seoul, Yonhap, Jumat (8/3/2024).
Selama pemeriksaan, dikatakan ada radiasi untuk produk tersebut yakni 1 bequerel (Bq) per kilogram (kg) cesium. Produk permen itu sendiri diproduksi di prefektur Shizuoka.
Sebenarnya, tingkat radiasi ini masih bawah ambang batas keamanan sebesar 100 Bq per kg. Namun Kementerian Makanan dan Obat-obatan Korsel (MFDS) mewajibkan importir untuk melakukan pengujian lebih lanjut untuk nuklida radioaktif lainnya.
“Seluruh produk lainnya yang seharusnya diekspor dibatalkan pengirimannya,” tulis media tersebut.
Sebenarnya ini bukan pertama kali jejak cesium ditemukan pada produk-produk Jepang. Korsel mencatat empat kali ini terjadi dan menyebabkan pembatalan rencana impor.
Produk pangan Jepang sendiri baru-baru ini menuai kekhawatiran pasca keputusan Tokyo untuk membuang limbah Pembangkit Nuklir Fukushima, yang hancur pada bencana tsunami 2011 lalu. Tak hanya produk impor, beberapa negara sekitar Jepang seperti Korsel dan China juga telah menyuarakan kekhawatirannya akan langkah ini karena khawatir hasil lautnya akan ikut terkontaminasi zat radioaktif.
Meski begitu, Pemerintah Jepang menyebut langkahnya ini tidak akan menimbulkan dampak yang berbahaya. Tokyo menyebut kegiatan ini sesuai dengan pedoman dari Badan Atom Internasional (IAEA).
“Jepang akan mengambil semua tindakan yang mungkin dilakukan untuk menjamin keamanan pembuangan limbah ke laut bahkan setelah pembuangan limbah tersebut dimulai, dan tidak akan membuang limbah apa pun yang dapat berdampak buruk terhadap kesehatan atau lingkungan,” kata Pemerintah Jepang Agustus lalu.
“Kami akan terus memberikan informasi dengan komprehensif dan mengambil tindakan yang diperlukan berdasarkan bukti ilmiah dengan cara yang sangat transparan, termasuk tindakan pencegahan terhadap upaya penyebaran disinformasi untuk memastikan pemahaman yang benar di Jepang dan luar negeri,” tegasnya.
(CNBC Indonesia)