Supir Mengeluh ke DPRD Bontang Kesulitan Dapat BBM Subsidi
Bontang- Rapat dengar pendapat (RDP) digelar oleh legislator Bontang menyangkut kelangkaan stok Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi solar yang dikeluhkan pengendara Perwakilan Persatuan Leveransir Bahan Bangunan (PLBB).
Dalam rapat, anggota dewan menghadirkan Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan, Kepala Bagian Perekonomian SDA Setda Bontang, Dinas Perhubungan, serta Kapolres Bontang, Pertamina Bontang, PLBB, serta Perwakilan SPBU Bontang, Senin (04/12).
Ichal selaku Ketua PLBB mempertanyakan soal BBM solar yang sulit didapatkan menggunakan antrean online. Bahkan, untuk mendapat solar, mereka bisa antre sampai tiga hari.
“Kami nunggu berbeda dengan pertalite, karena kita antre sistem online di rumah,” ungkapnya di ruang rapat.
Sementara itu, Anggota Komisi II DPRD Bontang Nursalam yang memimpin RDP mengatakan bahwa, jika masyarakat mengantre sampai tiga hari itu sudah dianggap langka. Walupun antrean tak separah dengan subsidi pertalite karena mereka antre dari rumah.
Apabila antrean sampai tiga hari mereka baru mendapatkan biosolar dengan kuota yang cukup untuk konsumtif Kota Bontang. Maka patut dicurigai ada kebocoran dalam distribusi.
“Jadi tidak akan ada kebocoran kalau tidak ada dugaan keterlibatan orang dalam,” katanya.
Ia pun tak lupa melayangkan pertanyaan kepada pihak Pertamina terkait distribusi solar yang tidak cukup dalam satu hari.
Merespons hal tersebut, Sales Branch Manager Rayon 3 Kaltimut Pertamina Patra Niaga, Irfan Utomo membeberkan, kuota biosolar untuk Kota Bontang berkisar 40 sampai 48 Kiloliter perhari. Dan kata dia, ada satu SPBU di Bontang yang menerima subsidi solar dua hari sekali pengisian.
Mengenai antrean online tersalurkan hingga tiga hari, karena SPBU Tanjung Laut dan Akawi kuota biosolar diberikan terbatas. Seperti SPBU Tanjung Laut, perhari hanya menerima solar 8 kiloliter. Sementara untuk SPBU Akawi, 8 ribu liter per dua hari.
“Itu tidak bisa kami tambah lagi karena kuotanya memang seperti itu,” ungkap Irfan.
Sementara, untuk pembelian menggunakan antrean online SPBU memiliki grup dan dishare secara acak jam penyaluran solar. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya pembelian BBM tidak itu-itu saja.
“Jadi siapa yang standby di jam tersebut, dia yang dapat solar,” imbuhnya.