Kutai Timur – PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) bersama petani binaan dari Kelompok Tani Qoryah Mubarokah, gelar panen perdana melon varietas Inthanon, hasil budidaya intensif melalui pendampingan program PKT Hidayatullah dengan teknologi Smart Green House di Desa Suka Rahmat, Kabupaten Kutai Timur. Lebih dari 1.500 tanaman melon yang ditanam sejak Juni 2025 lalu, menampakkan hasil terbaiknya dengan buah segar dan bernilai jual tinggi.
Pgs VP TJSL Pupuk Kaltim Lendl Wibisana, mengatakan program ini bagian dari komitmen Pupuk Kaltim menghadirkan inovasi pertanian modern sekaligus mendorong sinergi lintas pihak, untuk memperkuat ketahanan pangan dan kesejahteraan petani. Panen ini tak lepas dari penerapan Smart Green House berkapasitas hingga 3.000 tanaman, yang dilengkapi sistem irigasi tetes otomatis berbasis IoT, pengaturan kelembapan, pencahayaan hingga pemantauan kondisi tanaman secara realtime.
“Dari total kapasitas tersebut, tahap awal dimanfaatkan untuk menanam 1.500 bibit melon Inthanon, sehingga ke depannya perluasan bibit tanam atau pengembangan komoditas lain bisa direalisasikan melalui Smart Green House,” ujar Lendl, Senin (8/9/2025).
Dijelaskan Lendl, melalui Smart Green House petani dapat mengontrol faktor lingkungan dengan presisi tinggi, sehingga tanaman tumbuh optimal dan risiko gagal panen akibat cuaca ekstrem dapat ditekan. Hasilnya terbukti nyata, melon yang dipanen memiliki ukuran seragam, rasa manis konsisten, serta tingkat kualitas yang memenuhi standar pasar modern.
“Kami berharap capaian ini menjadi motivasi untuk memperluas program, memperkuat kolaborasi demi mendorong kesejahteraan petani, sekaligus pemenuhan kebutuhan pasar mulai tingkat lokal,” tandas Lendl.
Lebih lanjut, panen perdana ini juga bentuk penguatan sinergi antarwilayah, khususnya Bontang dan Kutai Timur yang memiliki potensi besar di sektor pertanian. Dimana hadirnya program PKT Hidayatullah, menunjukkan sinergi yang terjalin untuk secara aktif membangun pertanian yang tidak hanya produktif, tapi juga ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Hal ini terlihat dengan hadirnya perwakilan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Kutai Timur, Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Pertanian (DKP3) Bontang, hingga manajemen Kaltim Multi Boga Utama (KMBU) yang bertindak sebagai offtaker hasil panen kelompok binaan Pupuk Kaltim tersebut.
“Ini menjadi bukti kuat bahwa keberhasilan pertanian berkelanjutan tidak bisa dicapai sendiri, tapi melalui kolaborasi erat antar lembaga, pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat,” lanjut Lendl.
Dirinya pun menyebut program ini akan terus dikembangkan Pupuk Kaltim, melihat panen perdana melon Inthanon membawa optimisme baru bagi seluruh pihak. Smart Green House yang berkapasitas besar dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk meningkatkan volume produksi, sehingga peluang meningkatkan pendapatan petani sekaligus memperkuat kemandirian pangan daerah kian terbuka lebar.
“Pupuk Kaltim akan terus mendukung inovasi pertanian di Kalimantan Timur, sehingga kita bisa bersama membangun pertanian yang tangguh, berdaya saing dan menjadi penopang utama ketahanan pangan daerah,” tambah Lendl.
Bagi Kelompok Tani Qoryah Mubarokah, pengalaman ini menjadi lompatan besar. Jika sebelumnya mereka terbiasa dengan pola tanam konvensional, kini para petani binaan tersebut merasakan langsung bagaimana teknologi digital dan sistem terintegrasi mampu meningkatkan produktivitas, sekaligus efisiensi tenaga dan biaya.
Ketua Kelompok Tani Qoryah Mubarokah, Syamsudin, menyampaikan terima kasih atas kesinambungan pembinaan Pupuk Kaltim terhadap penguatan kapasitas kelompoknya menuju kemandirian. Sejak penanaman perdana, seluruh anggota kelompok yang mayoritas bagian dari Pesantren Hidayatullah, bekerja keras mengikuti arahan teknis pendampingan, memantau perkembangan tanaman, dan merawat setiap bibit yang ditanam.
Kerja keras tersebut kini terbayar lunas dengan hasil panen yang menggembirakan. Dimana keberhasilan ini bukan hanya soal keuntungan, tetapi juga soal kebanggaan yang secara tidak langsung menunjukkan kemampuan seluruh anggota kelompok mengelola pertanian modern berbasis teknologi.
“Ini pengalaman pertama kami mengembangkan komoditas melalui Smart Green House. Adanya bimbingan Pupuk Kaltim dan para pendamping, kami bisa membuktikan jika teknologi ini benar-benar memberikan hasil nyata,” tutur Syamsudin.