Putin Pertimbangkan Zona Demiliterisasi di Tanah Ukraina
Selisik.id – Presiden Rusia Vladimir Putin tengah mempertimbangkan pembentukan “zona sanitasi” di tanah Ukraina, jika penembakan ke wilayah Rusia terus berlanjut.
Dalam sebuah pernyataan, Putin mengakui hingga kini berbagai penembakan ke wilayah Rusia dari Ukraina masih terus berlanjut. Namun selain meningkatkan efektivitas pertahanan, Moskow juga mempertimbangkan zona sanitasi.
“Jika ini [penembakan] terus berlanjut, maka kita tampaknya harus mempertimbangkan masalah ini [zona sanitasi],” kata Putin, sebagaimana dikutip kantor berita Rusia, TASS.
Putin melanjutkan, “Saya mengatakan ini dengan sangat hati-hati, untuk menciptakan zona sanitasi di wilayah Ukraina sedemikian jauh dari tempat yang tidak mungkin untuk mencapai wilayah kita.”
Namun penetapan zona sanitasi ini masih wacana dan akan dipertimbangkan seiring situasi yang berkembang.
Lantas apa itu zona sanitasi?
Pengamat militer Igor Korotchenko mengatakan zona sanitasi sama dengan zona demiliterisasi.
“Secara formal, itu akan tetap menjadi wilayah Ukraina. Namun Angkatan Bersenjata Rusia akan hadir di sana,” ujar Korotchenko seperti dilansir Sputnik.
Ia menambahkan, “Tujuan dan tugas utama [zona sanitasi] adalah untuk mencegah penembakan di kota-kota Rusia, dan mencegah kematian penduduk sipil Rusia.”
Menurut Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, garis “zona sanitasi” di Ukraina harus membentang di sepanjang perbatasan Lvov. Hal ini mengingat keputusan negara Barat untuk memasok rudal jarak jauh ke Kyiv.
“Garis seperti itu harus membentang di sepanjang perbatasan Lvov agar berfungsi sebagai pertahanan yang nyata,” ujar Medvedev.
Konsep mengenai zona sanitasi atau demiliterisasi telah berulang kali digunakan dalam praktik internasional, untuk memastikan keamanan di tengah gencatan senjata.
Salah satunya pada 27 Juli 1953, saat Korea Utara dan Korea Selatan menandatangani perjanjian gencatan senjata untuk membentuk zona demiliterisasi (DMZ) di sepanjang perbatasan bersama.
DMZ Korea rata-rata memiliki lebar empat kilometer. Di kedua sisi zona terdapat ladang ranjau dan pasukan militer yang berjaga-jaga.
(CNNIndonesia.com)