Polisi Dalami Motif Tetangga Beri Minum Balita di Samarinda hingga Positif Narkoba
Samarinda – Wanita berinisial ST (52) di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) telah ditetapkan tersangka usai memberikan minum ke balita laki-laki inisial N (3) hingga positif narkoba. Namun, hingga kini polisi masih mendalami motif tersangka tega melakukan hal tersebut ke anak tetangganya.
Kapolresta Samarinda Kombes Ary Fadli mengatakan kasus ini terungkap setelah orang tua korban membuat laporan polisi pada Sabtu (10/6). Polisi yang melakukan penyelidikan kemudian mengamankan ST dan ditetapkan tersangka.
“Iya (pelaku) tetangganya. (Motifnya) masih kita dalami,” ujar Kombes Ary dikutip dari detikcom, Senin (12/6/2023).
Ary mengatakan tersangka yang memberikan minum ke N. Setelah dilakukan tes urine, balita laki-laki itu dinyatakan positif narkoba.
“Ada yang memberikan minuman, (pelakunya) si tersangka ini. Dan sudah dites urine dari anak ini (positif narkoba),” tuturnya.
Ary menambahkan kasus ini masih dalam pengembangan. Penyidik juga masih mendalami keterangan dari sejumlah saksi.
“Sementara baru satu (jadi tersangka), yang lain masih dalam pemeriksaan,” terangnya.
Sebelumnya, Ketua Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kaltim Rina Zainun mengatakan balita N bersama orang tuanya berinisial M berkunjung ke rumah tetangganya di Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda pada Selasa (7/6) sore. Saat itu, N diberi minum oleh tetangganya, yaitu minuman dari botol.
“Anaknya itu kan kehausan, sama tetangganya ini diambilkan air minum di dalam botol yang isinya sudah setengah,” ujar Rina kepada wartawan, Sabtu (10/6).
Menurut Rina, N tak menunjukkan gejala aneh saat masih di rumah tetangganya. Kondisinya mulai berubah saat balita itu pulang ke rumahnya dengan menunjukkan gejala tingkah laku yang sangat aktif.
“Gejalanya itu dia aktif, tidak mau diam, mulutnya ngoceh terus dan tidak mau tidur, awalnya ibunya mikir anak ini kesurupan,” ucap Rina.
Gejala yang kedua, balita N tidak bisa memejamkan matanya. Balita itu bahkan tidak tidur selama dua hari, yakni sejak Selasa (6/6) hingga Kamis (8/6).
Selain tidak bisa tidur, sang balita juga menunjukkan gejala lain yakni berkeringat dingin. Sementara gejala yang keempat sang balita menolak diberi makan dan minum.
“Dari Selasa sampai Rabu itu tidak mau makan sama minum. Dan gejala lain dia berkeringat jagung di atas kepala, dan aroma keringatnya tidak sedap,” sebut Rina.
“Dia kelihatan enggak capek, walaupun tidak makan tidak minum, terus enggak ngantuk. Terus matanya tuh terbuka lebar,” katanya.
Rina mengatakan, balita itu juga suka memanjat dan selalu memungut sampah. Balita N saat itu disimpulkan sedang berhalusinasi.
“Dia manjat-manjat. Manjat pohon ambil buah seperti halusinasinya jalan. Terus mengumpulkan sampah-sampah diambil,” sambungnya.