Karyawan Ini Pilih Resign Gegara Kantornya Punya 600 Grup Chat
Selisik.id – Berbagai alasan seorang karyawan dapat mengajukan resign alias berhenti kerja. Pada umumnya keputusan ini diambil karena yang bersangkutan mendapat penawaran yang lebih baik di tempat kerja lain, gaji yang tidak sesuai, sampai karena merasa tidak nyaman di kantor.
Namun berbeda dengan kebanyakan orang, karyawan asal China bernama Tang Ying memiliki alasan yang unik mengapa ia memilih untuk mengundurkan diri. Keputusan besar itu diambilnya tidak lain karena ia merasa pusing dengan perusahaan tempatnya bekerja yang memiliki sekitar 600 grup chat.
Melansir dari China Daily, Rabu (24/1/2024), Tang Ying merupakan seorang karyawan di sebuah perusahaan real estate di Beijing, China. Dirinya bertanggung jawab mengawasi desain interior beberapa properti komersial dan mengelola beberapa pusat perbelanjaan.
Karena pekerjaannya ia harus berkomunikasi dengan banyak pihak termasuk para karyawan di toko, pusat perbelanjaan, hingga atasan dan rekan kerja lainnya. Akibatnya ia harus memiliki sekitar 600 grup dalam aplikasi chat yang ia gunakan.
Terus-menerus dibombardir dengan pemberitahuan dari berbagai grup aplikasi pesan, Tang mengatakan dia merasa seperti robot yang tidak mampu memiliki pikiran dan perasaannya sendiri. Karena itu ia merasa sangat tertekan dengan banyaknya pesan yang masuk setiap harinya.
“Saya tidak berani mematikan telepon karena saya tidak bisa mengabaikan pesan grup, khawatir kehilangan informasi penting dapat mempengaruhi pembukaan toko baru,” katanya.
Tang menjelaskan saat perusahaannya membuka toko baru, ia harus membuat grup chat yang biasanya terdiri dari anggota staf mal, personel manajemen properti dan pemadam kebakaran, teknisi AC, pemilik toko, dan pekerja dekorasi.
Merasa lelah dan kehabisan tenaga, Tang memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya meski sebetulnya pekerjaan itu memberikan gaji yang cukup besar yakni sekitar 20.000 hingga 30.000 yuan atau Rp 44-66 juta (kurs Rp 2.200 per yuan) setiap bulan.
Usai berhenti kerja, ia kemudian pulang ke kampung halamannya di Sichuan. Dia mengatakan kakek dan neneknya menyambutnya dengan tangan terbuka dan dirinya jadi bisa menikmati kesederhanaan dari masakan rumahan yang terbuat dari bahan-bahan segar.
Singkat cerita usai terbiasa menjalani kehidupan di desa yang berjarak 30 kilometer dari kota Nanchong, akhirnya Tang memutuskan untuk memulai bisnis penjualan sosis buatan sendiri dan daging yang diawetkan secara online.
Dengan dukungan keluarga, ia kemudian mendirikan ‘pabrik’ kecil di halaman belakang rumah kakek dan neneknya. Selain itu ayahnya juga membangun rumah pengasapan, dan dari sana Tang Ying ingin menciptakan merek untuk produk olahan dagingnya sendiri.
(detikcom)