Angka Stunting di Kutim Turun Menjadi 16,4 Persen
Kutai Timur – Angka prevalensi stunting di Kabupaten Kutai Timur diklaim mengalami penurunan. Hal ini disampaikan Wakil Bupati Kutai Timur (Kutim), Kasmidi Bulang saat menghadiri Rembuk Stunting yang digelar oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutim di D’Lounge Hotel Royal Victoria, Senin (25/3/2024).
Pasalnya, berdasarkan data e-PPBGM semester 1 dan 2 tahun 2024, angka prevalensi risiko stunting di Kutim turun dari angka 17,04 persen pada 2023, menjadi 16,4 persen pada Februari 2024.
“Ini merupakan kabar gembira, namun kita harus tetap mengupayakan lebih baik lagi agar Kabupaten Kutim bebas stunting,” kata Kasmidi.
Kasmidi menekankan pentingnya kualitas data stunting sebagai rujukan untuk perencanaan, monitoring, dan evaluasi intervensi stunting. Dia meminta agar pengumpulan data dilakukan dengan memperhatikan validitas, akurasi, penggunaan alat ukur sesuai standar, kapasitas petugas yang terlatih, pemenuhan prosedur pendataan, serta cakupan data yang dikelola.
Selain itu, para camat juga diminta untuk memfasilitasi dan mengakomodir desa dan kelurahan dalam mengalokasikan anggaran untuk kegiatan penurunan dan pencegahan stunting melalui dana desa atau dana kelurahan. Dia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam intervensi stunting.
“Saya minta di tingkat desa atau kelurahan, bidan desa dan petugas gizi puskesmas secara bersama-sama dengan kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) masing-masing desa atau kelurahan untuk melakukan penelusuran, penemuan bayi dan balita yang berpotensi stunting,” tegasnya.