3 Daerah di Kaltim dengan Penyaluran Logistik Pemilu 2024 Terjauh-Terberat
Balikpapan – Ketua KPU Kalimantan Timur (Kaltim) Rudiansyah mengatakan pihaknya telah menerima 100% logistik Pemilu 2024 di luar surat suara. Dia menyebut 3 wilayah di daerah perbatasan menjadi tantangan dalam penyaluran logistik Pemilu 2024. Hal itu disampaikan Rudiansyah dalam talkshow #DemiIndonesia Cerdas Memilih yang digelar di Hotel Novotel, Balikpapan, Senin (29/1/2024).
Rudiansyah menjelaskan tantangan yang dihadapi penyelenggara pemilu di Kalimantan pada umumnya sama yaitu jarak atau wilayah pelayanan. Dia menyebut jumlah pemilih di Kaltim tidak sebanyak dengan di Kabupaten Bogor untuk satu provinsi.
“Beban kerja penyelenggara pemilu itu bukan pada jumlah atau pelayanan kepada pemilih. Jumlah pemilih kita itu tidak sebesar pemilih di Kabupaten Bogor untuk satu provinsi. Tetapi beban kerja kita di Kaltim itu berkaitan dengan luasan atau cakupan wilayah geografis yang harus dilayani,” bebernya dikutip dari detikcom.
“Kesiapan kita terkait logistik, 100% kebutuhan logistik kita di luar surat suara sudah tiba dan sedang dalam proses pengemasan,” lanjutnya.
Dia mengungkapkan bahwa logistik pemilu sudah siap di gudang pada awal Februari 2024. Hal tersebut sesuai dengan target dari KPU RI untuk selanjutnya menunggu arahan pendistribusian ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).
“Ada target dari KPU RI, 100% di awal Februari seluruh logistik kita telah siap di gudang untuk menunggu instruksi bisa login dan jalan menuju TPS,” katanya.
Dia menuturkan pihaknya akan mendahulukan daerah perbatasan untuk penyaluran logistik Pemilu 2024. Penyaluran akan dimulai pada H-5 atau H-4.
“Kita perkirakan kalau Kaltim mungkin kita terjebak untuk keluar dari gudang itu H-5, karena ada beberapa daerah yang kita dahulukan pendistribusiannya,” katanya.
Dia mengungkapkan daerah terjauh untuk penyaluran logistik adalah Mahakam Ulu. Untuk sampai di wilayah tersebut harus menggunakan speedboat karena jalur laut.
“Pertama yang terjauh dan terberat itu di Mahakam Ulu daerah perbatasan. Itu jalur distribusi menggunakan jalur air. Pernah ada kondisi 2 speed kita tenggelam di 2015 untuk menyelamatkan logistik yang lain,” ungkapnya.
“Kemudian terjauh selanjutnya Tanjung Mangkaliat dan Sandaran. Titik terjauh juga dan sebagai jalurnya jalan-jalan sawit. Itu kalau dari ibu kota Kabupaten Sangatta, 8 sampai 10 jam, dengan catatan misalnya tidak terjadi hujan lebat dan lain,” tambahnya.