Selisik.id – Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bantul Agus Yuli Herwanta melaporkan satu warga Bantul meninggal dunia setelah terjadi gempa M6,4 di kawasan DIY pada Jumat (30/6) malam. Ia pun menegaskan kematian warga itu disebabkan kaget.
“Ada yang luka satu orang karena berlari takut, jatuh. Tapi, juga ada yang meninggal dunia satu barusan karena kaget,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bantul Agus Yuli Herwanta dalam konferensi pers online, Jumat (30/6) dikutip dari CNNIndonesia.com.
Agus Yuli mengatakan korban jiwa tersebut merupakan S, perempuan berusia 67 tahun yang tinggal di Mulyodadi Bambanglipuro Bantul. S meninggal karena kaget dan terjatuh dari tempat tidur saat gempa.
Tak hanya korban jiwa, Agus juga memperbarui data kerusakan di Bantul setelah gempa DIY, seperti 31 kerusakan rumah di 12 kecamatan.
Namun, ia mengungkapkan pendataan masih berlangsung hingga saat ini.
Mengenai korban jiwa, BPBD DIY turut mengonfirmasi data tersebut. Berdasarkan laporan sementara, mereka membenarkan satu orang meninggal dunia karena kaget terjatuh.
Sebelumnya, mereka mengungkapkan nihil korban jiwa, tapi 2 korban luka akibat terjatuh.
Gempa berskala Magnitudo 6,4 mengguncang wilayah Yogyakarta dan sekitarnya pada Jumat (30/6) malam. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan episenter gempa bumi berlokasi di laut pada jarak 81 km arah Selatan Kota Wates, DIY pada kedalaman 67 km.
Ia mengatakan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi itu merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia dan Eurasia.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” katanya.
Berdasarkan laporan BMKG, gempa berdampak dan dirasakan di daerah Kulonprogo, DIY; Nganjuk, Jawa Timur; Kebumen, Jawa Tengah dan Ponorogo, Jawa Timur dengan skala intensitas IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah).
“Kediri dan Mojokerto dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu),” katanya.
BMKG mendeskripsikan semakin tinggi tingkat MMI, dampak yang dirasakan semakin besar.
BMKG mendeskripsikan skala IV MMI yaitu guncangan dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela atau pintu berderik dan dinding berbunyi.
Oleh sebab itu, BMKG mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Mereka juga disarankan menghindar dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan gempa.
Warga juga diminta memeriksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, atau pun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah.